Minggu, 23 Oktober 2022

Rangkuman Modul 3.1 (Koneksi Antar Materi)

 

Rangkuman Koneksi Antar Materi Modul 3.1

filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka : Ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, Tut wuri handayani. semboyan tersebut artinya adalah "di depan memberi teladan", "di tengah membangun motivasi", dan "di belakang memberikan dukungan". Jika dihubungkan dengan penerapan keputusan sebagai seorang pemimpin, maka ini sangat berakitan erat, guru sebagai pemimpin pembelajaran memposisikan dirinya sebagai teladan, memiliki nilai-nilai didalam dirinya yang menjadi sumber teladan untuk mengambil keputusan-keputusan. Sebagai pembangun motivasi, keputusan yang dihasilkan akan senantiasa mendorong tumbuhya ide-ide tak terduga sebagai keputusan kreatif. Kemudian sebagai pemberi dukungan, seorang pemimpin pembelajaran akan senatiasa mendukung setiap keputusan yang lahir dari kolaborasi stakeholder pendidikan, dan siap untuk bertanggung jawab terhadap keputusan itu.

Nilai-nilai diri seorang guru penggerak adalah,  Berpihak pada Murid, Mandiri, Reflektif, Kolaboratif, Inovatif. Sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. sebagaimana tiga asas pengambilan keputusan, yaitu, Berpijak diatas nilai-nilai kebajikan universal, Berpihak kepada murid, dan bertanggung jawab. Nilai Mandiri seorang guru penggerak akan menjadi modal dalam mengambil keputusan sebagai pemimpin yang mampu memposisikan dirinya sebagai pengambil keputusan, kemudian di dukung dengan nilai kolaboratif, senantiasa mengajak semua sistem pendukung pendidikan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Nilai Inovatif akan menghasilkan ide-ide tak terduga dalam investigasi opsi trilema. Kemudian nilai Reflektif akan membantu guru penggerak dalam merefleksi sebuah keputusan yang sudah diambil untuk acuan bagi kasus-kasus selanjutnya.

pengambilan keputusan terkait dengan kegiatan ' coaching ' dapat membantu kita untuk dapat mengambil keputusan dengan efektif utamanya dalam investigasi opsi trilema.

kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan khususnya masalah etika, karena Guru yang memiliki kompetensi sosial dan emosional yang baik lebih efektif dan cenderung lebih tangguh dan merasa percaya diri di kelas karena mereka dapat bekerja lebih baik dengan murid. kemampuan untuk memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain, kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran, dan perilaku diri secara efektif, kemampuan untuk membangun dan mempertahankan hubungan-hubungan yang sehat dan mendukung, kemampuan untuk mengambil pilihan-pilihan membangun yang didasarkan pada kepedulian, kapasitas dalam mempertimbangkan standar-standar etis dan rasa aman, dan kesejahteraan untuk mengambil manfaat dan konsekuensi dari bermacam-macam tindakan dan perilaku untuk psikologis ( kesejahteraan ) diri sendiri, masyarakat, dan kelompok.

Tantangan untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika dilingkungan saya adalah Adanya dua kebenaran yang harus menjadi pilihan  yang sama-sama memiliki nilai positif, Latar belakang ekonomi dari siswa dan keluarganya, dan latar belakang pendidikan orang tua.

Di dalam mewujudkan pembelajaran berdiferensiasi, dibutuhkan sebuah keputusan yang membawa dampak inovasi untuk memberikan pembelajaran yang tepat dan mengakomodir seluruh kebutuhan murid yang berbeda-beda. Pengambilan keputusan juga dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya, Karena dalam pengambilan keputusan akan senatiasa berada diatas prinsip berpihak pada murid.

Saya dapat menyimpulkan pembelajaran dari modul ini, bahwa menguasai tata cara pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran sangatlah penting karena pekerjaan seorang pemimpin pembejaran itu akan senantiasa berhubungan dengan masalah pengambilan keputusan baik di dalam kelas maupun diluar kelas. Modul 3.1 tentang Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin, akan terwujud dengan baik jika diikuti dengan penguasaan kompetensi dari modul-modul sebelumnya. Seperti, keterampilan coaching , untuk mengambil keputusan yang bertanggung jawab, diperlukan kompetensi kesadaran diri ( self awareness ), pengelolaan diri ( self management ), kesadaran sosial ( social awareness ) dan keterampilan berhubungan sosial ( relationship skills ). Proses pengambilan keputusan juga harus dilakukan dengan kesadaran penuh ( mindful ) dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada. Hal-hal tersebut terdapat di modul 2.2 tentang pembelajaran sosial emosional.

pemahaman saya terhadap isi modul ini, tentang yaitu: dilema etika dan bujukan moral, saya baru menyadari bahwa kasus yang muncul di lingkungan sekolah selama ini berkisar pada 2 hal ini. Kemudian 4 paradigma pengambilan keputusan, saya memahaminya bahwa setiap ada kasus di lingkungan pendidikan maka akan berada pada 4 paradigma. Individu lawan kelompok (individual vs community),  Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy), Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty), Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term). Kemudian  3 prinsip pengambilan keputusan, saya memahaminya bahwa pada saat mengambil keputusan, landasan pemikiran kita memiliki kecenderungan pada : Berpikir Berbasis Hasil Akhir ( Ends-Based Thinking ), Berpikir Berbasis Peraturan ( Rule-Based Thinking ), Berpikir Berbasis Rasa Peduli ( Care-Based Thinking ).

dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan Untuk memandu kita dalam mengambil keputusan dan menguji keputusan yang akan diambil dalam situasi dilema etika ataupun bujukan moral yang membingungkan. Hal-hal diatas menurut saya adalah diluar dugaan, karena selama ini dalam mengambil keputusan kita tidak pernah melakukan langkah-langkah tersebut.

Dampak mempelajari modul ini bagi saya sangat luar biasa, karena bagi saya ini akan menjadi acuan untuk menghadapi kasus-kasus yang muncul dimasa yang akan datang. Modul ini telah menjelaskan secara terstruktur dengan baik cara-cara mengambil keputusan dalam sbuah situasi dilema etika atau bujukan moral. Tentu perubahan yang terjadi setelah mempelajari modul ini akan nampak berbeda jauh dengan cara pengambilan keputusan sebelumnya.

Penting mempelajari modul ini sebagai individu, karena banyak persoalan individu dapat kita alami sehingga dengan mempelajari modul ini dapat menjadi acuan pula untuk mengambil keputusan sebagai individu. Apalagi  sebagai seorang pemimpin mempelajari modul ini penting sekali.